Salmon Fishing in The Yemen (2011) Kisah mengenai Faith, Fish & Science

Nop speechless sebenernya pas ending film ini, hahaha …
Filmnya bagus banget, ada banyak arti implisitnya, so loved it !
Nop mengutip review dari media luar Indonesia ya, karena totally agree dan Nop belum menemukan kata yang pas buat nyebutnya, hahaha …

“a fantastic feel good-warmer” – Sunday Mirror
“hugely enjoyable!” – Times

Nop selalu suka jenis film seperti ini sebenarnya, ketika big project / big problem / main ideanya sebenarnya adalah kiasan dari yang sebenarnya ada.

So, film ini mengenai seorang Syeikh Muhammed bin Zaidi bani Tihama (Amr Waked) dari Yaman yang hobi memancing dan ingin menghadiahkan masyarakat Yaman dengan peternakan ikan Salmon. More than sebuah peternakan Salmon, namun mengenai “make the improbable, possible”. Syeikh ini memiliki penasihat keuangan, dimana account keuangan Syeikh ini dihandle oleh Harriet Chetwode-Talbot (Emily Blunt), yang untuk proyek ini bekerjasama dengan Fisheries expert : Dr. Alfred Jones (Ewan McGregor).

Diawal cerita, Dr. Alfred Jones ini tidak percaya mengenai ide “Salmon Fishing in Yemen”, sama seperti kita semua pada awalnya, meski Harriet Chetwode-Talbot membeberkan fakta-fakta pendukung. Awal dimana cara berpikir Dr. Alfred Jones ini mulai berubah, dan menjadi mulai yakin mengenai Salmon fishing ini, yaitu saat ia bertemu dengan Syeikh. Scene makan malam antara Syeikh, Harriet & Alfred ini scene favorit Nop yang pertama :

Sheikh Muhammed: You’re not a religious man?
Dr. Alfred Jones: No. No, I’m not.
Sheikh Muhammed: But you’re a fisherman, Dr. Jones.
Dr. Alfred Jones: I’m sorry, I don’t follow.
Sheikh Muhammed: How many hours do you fish before you catch something? Dozens?
Dr. Alfred Jones: Gosh, hundreds sometimes.
Sheikh Muhammed: Is that a good use of your time for a facts-and-figures man? But you persist in the wind and the rain and the cold with such poor odds of success. Why? Because you’re a man of faith, Dr. Alfred.

sumber

Oke, background kisah ini adalah, Alfred merupakan pria yang terindikasi memiliki asperger syndrom , jadi ada kendala saat ia berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karenanya ada scene dimana dia ditanya sama kolega kantornya, tapi dia gak jawab pertanyaan, melainkan justru sibuk sama pikirannya sendiri. Kesulitan untuk mengutarakan emosinya itu menurut Nop yang bikin dia jadi suka sama ikan, berbicara dengan ikannya, dsb.

Film ini sebenernya bikin Nop belajar mengenai seberapa penting pasangan untuk ikut mendukung ataupun percaya dengan mimpi, maupun decision yang kita ambil. Scene Alfred yang beragumen dengan istrinya mengenai keputusan istrinya bekerja di luar negeri selama 6 minggu, tanpa diskusi dengan dirinya terlebih dahulu, atau scene dimana Alfred memutuskan untuk pisah dengan istrinya tersebut setelah menghabiskan beberapa hari membantu Harriet melewati masa kelam kehilangan kabar akan kekasihnya, serta percakapan Alfred dan Mary Jones (istrinya), yang berakhir dengan kalimat dari Mary Jones : “dalam 6 bulan, kamu akan kembali, itu sudah tertulis dalam DNA mu”, justru membukan mata Alfred bahwa naluri ikan adalah berenang melawan arus untuk bertahan hidup, dan inilah yang akhirnya membuatnya memutuskan untuk menggunakan bibit salmon dari hasil pembibitan bukan salmon hasil dari tangkapan nelayan. Hal kedua yang justru melawan science dan merupakan hal atas kepercayaan (faith).

Di sisi lain, dia sadar bahwa dia jatuh cinta dengan Harriet yang saat itu sedang diambang ketidaktahuan apakah kekasihnya, Capt. Robert masih hidup di perang Afganistan atau tidak. Alfred, mengambil kesempatan itu, hal yang sering ia sebut sebagai “theoritically possible”.

Scene lain yang Nop suka adalah ketika bendungan di Yaman yang dibangun oleh Syeikh, dibuka penampungnya oleh oknum dari penduduk sekitar yang tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Syeikh (membuat peternakan ikan Salmon di Yaman). Alfred memberi saran untuk mengusut siapa pelaku dan mengapa melakukan hal tersebut, karena atas dibukanya bendungan tersebut, tentu ribuan ikan Salmon mati dan peternakan yang mereka bangun, hancur.

Dengan bijaknya, Syeikh menolak permintaan Alfred. Meski Alfred beralasan untuk keadilan, maka pelaku harus dihukum. Bagi Syeikh, tindakan yang dilakukan pelaku, meski ia orang yang tidak baik atas perilakunya tersebut, merupakan hal lain yang Allah ajarkan bahwa meski tujuannya mulia, namun mungkin saja cara yang dilakukan oleh Syeikh itu belum tepat. Hal itulah yang justru harus dipikirkan selanjutnya.

Ending film ini sangat-sangat bagus, scene dimana Robert akhirnya melepaskan Harriet dengan kalimat “Harriet, you should know, you don’t owe me anything”, dan justru membuat Harriet bingung untuk memilih langkah yang harus dia ambil selanjutnya. – antara Robert atau Alfred. Sedikit flashback, both pasangan dari Harriet ataupun Alfred, sama-sama tidak percaya mengenai project Salmon Fishing in Yemen ini. Bagi mereka ini adalah hal gila, bodoh dan tidak mungkin, sehingga technically mereka pun tidak mendukung atas hal yang sedang dibangun oleh pasangan mereka : Alfred & Harriet.

After scene Robert “merelakan” Harriet tersebut, masuklah scene dimana Alfred pun merasa seperti semua hal yang ia pernah bangun hancur : proyek ikan Salmon, rumah tangga dan percintaannya dengan Harriet. Scene jump ke suddenly, Syeikh menemukan masih tersisanya ikan salmon yang bertahan hidup setelah kekacauan bendungan di hari sebelumnya.

Dari situ, Alfred merasa ia memiliki harapan kembali, tujuan lagi, bahwa ternyata ada hal yang bisa ia lakukan untuk hasil yang lebih baik : membangun kembali peternakan ikan salmon, kali ini dengan melibatkan masyarakat sekitar, karena goal proyek ini bukan pada peternakan ikan salmon saja, melainkan kebaikan untuk masyarakat sekitar. Dan somehow, secercah harapan itu, menuntun ia dan Harriet, untuk membangun hubungan mereka kembali lagi dari awal, sekali lagi.


Leave a comment